TUGAS KELOMPOK KONSEP SISTEM
INFORMASI LANJUT
“Supply Chain Management (SCM) – Teknologi Informasi dalam
Suatu Supply Chain”
Kelas 4KA10
Kelompok 3 KSIL
ü Marisha
Ayuardini (14112446)
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH
SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan cinta kasih sayang-Nya kepada
semua makhluknya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok
dengan
judul “Supply Chain
Management (SCM) – Teknologi Informasi dalam Suatu Supply Chain”. tugas ini digunakan untuk melengkapi sebagian syarat
dalam penilaian tugas kelompok mata kuliah Konsep
Sistem Informasi Lanjut pada Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma.
Pada kesempatan yang baik ini, ijinkanlah penulis
menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan
tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam
menyelesaikan tugas ini,
terutama kepada:
1. Bapak Ronggo Permono selaku Dosen Mata Kuliah Konsep
Sistem Informasi Lanjut.
2. Sahabat seperjuangan kami warga 4KA10 angkatan 2012 yang
telah menjadi audience dengan baik.
Semoga ALLAH SWT melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada semua
pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian tugas ini. Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, dengan segala
kerendahan hati penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun kepada penulis guna tercapainya makalah yang berisikan informasi yang
lebih baik di masa depan nanti.
Akhir kata penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan
pembaca pada umumnya.
Depok, 29 Oktober 2015
(Kelompok 3)
DAFTAR ISI
Hal
Halaman
Judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . 1
Kata
Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Daftar
Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . 3
1.
PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SCM . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.1 Peranan
Teknologi Informasi dalam Manajemen Supply Chain. . . . . . . . . . . 4
1.2
Peranan Teknologi Informasi pada masing-masing proses bisnis dalam SCM. . 5
2.
PENTINGNYA INFORMASI DALAM SUPPLY CHAIN . . . . . . . . . . . . . . . . 8
3.
PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SCM . . .
. . . . . . . . . . . 8
4.
TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SCM .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 9
Studi Kasus . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 10
Pernyataan dan Jawaban. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15
1.
PERANAN
TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SCM
Chopra & Meindl (2001) menyatakan bahwa dalam SCM terdapat empat
penggerak (driver), yaitu persediaan, transportasi, fasilitas, dan
informasi. Dari keempat penggerak tersebut, informasi merupakan penggerak
utama. Informasi sangat mempengaruhi ketiga penggerak lainnya.
Peran teknologi informasi dalam SCM
adalah mengurangi selisih biaya transaksi antar
supply chain patner dan biaya dalam mendapatkan aliran informasi. Dengan
kata lain, teknologi informasi lebih mempunyai peran dalam mendukung kolaborasi
dan koordinasi supply chain melalui pemanfaatan bersama informasi. Teknologi
informasi juga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Dalam hal inilah,
dibutuhkan kekuatan analitis dari komputer untuk menyediakan bantuan untuk
mengambil keputusan. Teknologi Informasi mempunyai peranan penting dalam
mendukung kinerja perusahaan yaitu akan menciptakan strategi yang bermanfaat
dengan memungkinkan perencanaan strategi secara terpusat dengan operasi
terpusat.
1.1 Peranan Teknologi
Informasi dalam Manajemen Supply Chain
Secara umum teknologi informasi di dalam manajemen supply chain dapat
dilihat dari dua perspektif besar :
·Perspektif Teknis
·Perspektif Manajerial
A. Perspektif Teknis
Dilihat dari sisi teknis, ada dua teknologi informasi yang harus dipenuhi
yaitu:
1) Fungsi
penciptaan
·TI harus mampu menjadi
medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta atau kejadian-kejadian
sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke dalam format kuantitatif.
·Teknologi harus mampu
mengubah data mentah yang telah dikumpulkan menjadi informasi yang relevan
bagi setiap penggunanya.
·Hasil dari pengambilan
keputusan akan memberikan berbagai dampak langsung maupun tidak langsung
terhadap kinerja bisnis informasi.
2) Fungsi
penyebaran
·Gathering: TI harus memiliki fasilitas yang mampu
mengumpulkan entitas-entitas.
·Organising: TI harus memiliki mekanisme baku
dalam mengorganisasikan penyimpanan entitas-entitas tsb di dalam
media penyimpanan.
·Selecting: TI harus menyediakan fasilitas untuk
memudahkan pencarian dan pemilihan
·Synthesizing: TI membutuhkan lebih dari satu entitas
untuk memudahkannya melihat situasi bisnis perusahaan.
·Distributing: TI harus memiliki infrastruktur yang dapat menyalurkan berbagai entitas
dari tempat penyimpanannya ke pihak-pihak yang membutuhkannya.
B. Perspektif Manajerial
Ada empat peranan yang diharapkan oleh perusahaan dari implementasi
efektif sebuah teknologi informasi, yaitu :
1) Minimize rize, mengurangi risiko berasal
dari adanya ketidakpastian berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang
berada di luar kontrol perusahaan
2) Reduce costs, ada empat cara untuk mengurangi biaya yang kerap dikeluarkan
untuk kegiatan sehari-hari:
·
eliminasi proses
·
simplifikasi proses
·
integrasi proses
·
otomatisasi proses
3)
Add value, menciptakan value bagi
pelanggan perusahaan. Tidak sekedar memuaskan pelanggan tetapi
lebih untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Sehingga pelanggan bersedia selalu
menjadi konsumennya untuk jangka
4)
Create new
realities, persaiangan cepat dalam
teknologi internet yang telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi
perusahaan.
1.2 Peranan
Teknologi Informasi pada masing-masing proses bisnis dalam SCM tersebut adalah
sebagai berikut:
1)
Peranan dalam Manajemen Hubungan Pelanggan
Dalam SCM, proses manajemen hubungan pelanggan (customer relationship
management/ CRM) bertujuan untuk menyediakan struktur dalam mengembangkan
dan memelihara hubungan dengan pelanggan. Sebagai contoh, aplikasi Sales
Force Automation (SFA) dapat digunakan untuk mengotomatiskan hubungan
antara para penjual dan pembeli melalui penyediaan informasi produk dan harga
(Copra & Meindl, 2001). Sistem tersebut juga memungkinkan informasi
pelanggan dan produk secara rinci dan real time.
2)
Peranan dalam Manajemen Pelayanan Pelanggan
Untuk dapat menjalankan manajemen pelayanan pelanggan (customer service management/CSM)
secara baik, teknologi informasi yang digunakan harus handal. Teknologi
informasi ini harus dapat menghimpun secara real time mengenai
berbagai informasi yang diperlukan pelanggan, seperti ketersediaan produk,
waktu pengiriman, dan status pesanan. Manajemen pelayanan pelanggan merupakan
titik kunci hubungan untuk mengadministrasikan kesepakatan produk atau jasa.
Pelayanan pelanggan menyediakan sumber tunggal untuk berbagai informasi yang
dibutuhkan pelanggan. Dengan teknologi informasi, perusahaan dapat memberikan
pelayanan kepada pelanggan dengan tingkat kepastian yang tinggi.
3)
Peranan dalam Manajemen Permintaan
Manajemen permintaan (demand management) mencakup proses-proses yang bertujuan
untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan pelanggan dengan kemampuan pasokan
perusahaan. Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan data point-of-sale dari
pelanggan utama untuk mengurangi ketidakpastian (uncertainty)
dan menyediakan aliran yang efisien sepanjang rantai pasok. Dalam
manajemen permintaan tersebut, penentuan kebijakan persediaan yang
optimal memerlukan informasi yang mencakuppola permintaan biaya penanganan
persediaan, biaya akibat kekurangan persediaan, dan biaya
pemesanan. Dalam manajemen permintaan pada level perusahaan,
teknologi informasi digunakan untuk melakukan sinkronisasi
perencanaan permintaan (Croxton et al., 2002). Sinkronisasi
dilakukan antara hasil peramalan, kemampuan manufaktur, kemampuan
pasokan, dan kemampuan distribusi. Dalam SCM, manajemen permintaan menjadi
permasalahan penting karena mencakup pengelolaan permintaan pada suatu
rangkaian perusahaan dalam rantai pasok itu. Teknologi informasi dibutuhkan
untuk menjamin keakuratan data dan mengurangidelay time aliran
informasi. Kedua hal tersebut merupakan faktor-faktor penting untuk mengurangi
fenomena bullwhip effect dalam rantai pasok.
4)
Peranan dalam Pemenuhan Pesanan
Pemenuhan pesanan yang efektif membutuhkan integrasi dari proses
manufaktur, logistik dan rencana pemasaran. Kunci SCM yang efektif adalah
memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan waktu. Sebagai bagian dalam sistem
ERP (Enterprise Resources Planning), modul Order Fulfillment digunakan
untuk memantau siklus pemenuhan pesanan dan merupakan catatan kemajuan
perusahaan dalam memuaskan permintaan. ERP merupakan suatu sistem teknologi
informasi operasional yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari semua
fungsi dalam perusahaan. Sistem ERP ini memantau material, pesanan, jadwal,
persediaan barang jadi, dan informasi lainnya yang ada di perusahaan (Chopra
& Meindl, 2001). Penerapan ERP tersebut membutuhkan ketersediaan teknologi
informasi. Penggunaan teknologi informasi ini akan dapat meningkatkan kepastian
dalam pemenuhan pesanan.
5)
Peranan dalam Manajemen Aliran Manufaktur
Proses-proses manufaktur harus bersifat fleksibel dalam menanggapi
perubahan pasar. Perubahan dalam proses aliran manufaktur diperlukan untuk
memperpendek waktu siklus. Hal ini berarti akan meningkatkan responsivitas
terhadap pelanggan. Dalam ERP terdapat modul manufacturing yang
mencatat aliran produk sepanjang proses manufaktur dan mengkoordinasikan apa
yang, dilakukan untuk suatu bagian pada suatu waktu. Aliran produk tersebut
harus dipantau melalui penggunaan teknologi informasi. Pemantauan ini dilakukan
untuk memberikan kepastian dalam kelancaran aliran manufaktur.
6)
Peranan dalam Manajemen Hubungan Pemasok
Manajemen hubungan pemasok merupakan proses yang menentukan bagaimana suatu
perusahaan berinteraksi dengan para pemasoknya. Fungsi pembelian dikembangkan
melalui mekanisme komunikasi yang cepat seperti electronic data
interchange(EDI) dan jaringan internet. Interaksi dengan pemasok dapat
mempengaruhi kelancaran proses produksi yang dilakukan perusahaan manufaktur.
Bagi pengecer, interaksi dengan pemasok sangat diperlukan untuk menjamin
ketersediaan produk yang akan dijual. Untuk menjamin interaksi ini, diperlukan
informasi yang memadai mengenai pemasok. Informasi ini mencakup mengenai product
line, lead time produk, serta sales
terms and conditions. Selanjutnya, pemantauan kinerja pemasok perlu
dilakukan, seperti yang dikembangkan pada modul Supplier Management dalam
ERP. Dalam hal ini, teknologi informasi diperlukan untuk dapat menjamin
kelancaran hubungan dengan pemasok.
7)
Peranan dalam Pengembangan dan Komersialisasi Produk
SCM mencakup integrasi pelanggan dan pemasok ke dalam proses pengembangan
produk untuk memperpendek time to market. Dengan memandang SCM
sebagai integrasi proses bisnis dari pemasok awal hingga pengguna akhir, setiap
mata rantai harus terintegrasikan pula dalam proses pengembangan dan
komersialisasi produk. Dalam situasi persaingan bisnis yang ketat dan tingkat
perubahan teknologi yang cepat, penggunaan teknologi informasi tidak dapat
ditawar lagi. Teknologi informasi ini digunakan oleh rantai pasok untuk mengumpulkan
informasi dari mata rantai terkait dan mengalirkannya ke mata rantai terkait
lainnya. Dengan demikian time to market produk yang
dikembangkan dapat diperpendek.
8)
Peranan dalam Manajemen Pengembalian (Return Management)
Proses manajemen pengembalian mencakup pengaturan aliran reverse
product secara efisien dan mengidentifikasi peluang-peluang untuk
mengurangi pengembalian yang tidak dikehendaki. Dalam proses ini juga tercakup
pengontrolan reusable assets, seperti kontainer. Manajemen pengembalian
merupakan proses di dalam SCM dengan kegiatan-kegiatan seperti pengembalian (return),reverse
logistic, gatekeeping, dan avoidance (Rogers
et. al, 2002). Lambert (1998) menyatakan bahwa dalam implementasi SCM, harus
dilakukan mekanisme koordinasi yang baik di antara fungsi-fungsi yang
bervariasi tersebut agar proses-proses di dalam SCM bisa dijalankan secara
efektif dan efisien. Informasi sangat penting dalam proses pengambilan
keputusan pada rantai pasok. Dengan ruang lingkup rantai pasok yang luas dan
mencakup suatu rangkaian perusahaan, kebutuhan informasi menjadi semakin
penting. Salah satu kendala yang dihadapi dalam penerapan menerapkan teknologi
informasi untuk SCM adalah penyiapan infrastruktur. Simchi-Levi (2002)
menyebutkan bahwa infrastruktur teknologi informasi mencakup empat komponen,
yaitu:interface devices, komunikasi, database, dan arsitektur sistem.
Infrastruktur ini harus disiapkan, baik untuk internal perusahaan maupun
eksternal antar perusahaan dalam rantai pasok. Dalam pembuatan keputusan rantai
pasok, informasi akan berguna jika mempunyai karakteristik: akurat, dapat
diakses pada waktu yang diperlukan, dan dalam bentuk yang tepat. Informasi yang
akurat sangat penting untuk sebagai dasar analisis untuk pengambilan keputusan.
Masalah bentuk informasi tersebut terkait dengan standardisasi informasi. Informasi
dapat dalam berbagai bentuk atau format yang berbeda sesuai dengan teknologi
informasi yang digunakan perusahaan. Perbedaan bentuk atau format ini dapat
menjadi kendala untuk mengintegrasikan informasi. Jika informasi ini tidak
dapat terintegrasi maka penerapan SCM sangat sulit dilakukan.
2. PENTINGNYA INFORMASI DALAM SUPPLY CHAIN
Informasi sangat penting untuk kinerja Supply Chain atau rantai pasok karena informasi menjadi dasar
pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan.
Tanpa informasi, seorang manajer tidak bisa mengetahui permintaan dari
pelanggan, berapa material yang tersedia dan berapa jumlah dan jenis produk
yang harus dibuat. Maka dari itu, informasi yang mengalir antar bagian di dalam sebuah
perusahaan juga antar perusahaan dalam sebuah rantai pasok akan memberikan manajer rantai pasok visibilitas atau pandangan
tentang keseluruhan rantai pasok sehingga mereka dapat membuat keputusan yang
lebih baik.
Teknologi informasi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan
penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh SCM ke konsumen akhir, kita bisa
membuat sebuah rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan nilai konsumen yang
lebih. Tujuannya ialah mengintegrasikan data permintaan dan suplai jadi
gambaran yang akurasinya sudah meningkat dapat diambil tentang sifat dari
proses bisnis, pasar dan konsumen akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan peningkatan
keunggulan kompetitif. Jadi dengan adanya integrasi ini dalam SCM akan
meningkatkan ketergantungan dan inventori minimum.
3.
PENGGUNAAN TEKNOLOGI
INFORMASI DALAM SCM
Ada banyak keterlibatan IT dalam SCM, diantara lain dalam bentuk:
A.
Enterprice Resource Planning (ERP): suatu metode mengatur seluruh proses bisnis yang ada dalam suatu
perusahaan dengan suatu arsitektur perangkat lunak yang berjalan dalam waktu
nyata, baik itu menyangkut otomasi back-end office system, front-end
office system, maupun dalam hal peningkatan efisiensi, kualitas dan
produktifitas serta keuntungan (Turban et. al, John Wiley &
Sons, Inc. 2004).
B.
Inter
Organizations Information System (IOIS): suatu sistem yang bekerja untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa dan menyebarluaskan informasi
yang berada dalam dua atau lebih organisasi guna meningkatkan efisiensi proses
transaksi bisnis seperti pemesanan, penagihan, pembayaran maupun lainnya
(ibid).
C.
Electronic Data Interchange (EDI): segala hal yang berkaitan dengan standar perpindahan data yang
berhubungan dengan transaksi bisnis antara komputer (Walton and Marucheck,
1997).
D.
Virtual Enterprice (VE): suatu
jaringan dari beberapa perusahaan yang independen, sangat mungkin dahulunya
sesama kompetitor, bersama-sama dan bekerjasama dalam mempercepat peningkatan
keuntungan dan meraih kesempatan dengan menggunakan information and
communication technology (ICT) (Gunasekaran, Ngai, EJOR 159, 2004).
E.
E-Commerce: seluruh
aktifitas yang berhubungan dengan proses pembelian, penjualan, pengiriman
maupun pertukaran produk, servis maupun informasi melalui bantuan jaringan
komputer, termasuk juga internet (Turban et. al, John Wiley &
Sons, Inc. 2004).
4.
TEKNOLOGI INFORMASI
Teknologi informasi (TI) terdiri dari alat hardware & software,
digunakan baik untuk mendapatkan kesadaran informasi dan menganalisis informasi
untuk membuat keputusan yang terbaik untuk rantai pasokan.
TUJUAN IT
• Kumpulkan informasi pada setiap produk dari produksi untuk pengiriman atau pembelian titik dan memberikan visibilitas lengkap untuk semua pihak dalam rantai pasokan
• Akses data dalam sistem awal – akhir.
• Menganalisis , rencana kegiatan dan membuat trade off berdasarkan informasi dari seluruh rantai pasokan
Isu utama dalam pengembangan IT terkait dengan SCM
STUDI KASUS
Penerapan IT pada SCM Carrefour Indonesia
Manajemen Rantai
Pasok (MRP) memainkan peran penting dalam industri ritel di indonesia, seperti
pada salah satu perusahaan ritel terbesar dunia yaitu Carrefour. Artikel ini bersifat
kajian pustaka tentang penerapan manajemen rantai pasok di Indonesia, tepatnya
pada Carrefour Indonesia. Dengan ditunjang dengan beberapa teori yang bersumber
dari ahli di bidangnya.
Carrefour adalah
perusahaan yang bergerak di bidang dagang yaitu hypermarket yang berasal dari
Perancis. Carrefour dibentuk oleh keluarga Fournier and Defforey pada tahun
1957. Awalnya carrefour adalah supermarket kecil kemudian pada tahun 1963
terdapat konsep swalayan baru yaitu hypermarket. Hypermarket yang dibuka pertama
kali oleh Carrefour yaitu berada di Sainte-Genevieve-des-Bois, suatu kawasan di
kota Paris, dengan menempati lahan seluas 2500 m2 yang memuat 400 buah areal
parkir dan 12 jalur kasa pembayaran. Untuk pembukaan di luar perancis Carrefour
dibuka pertama kali di Spanyol pada Tahun 1973, kemudian mengikuti Brazil pada
tahun 1975, Argentina pada tahun 1982, dan Italia pada tahun 1982. Untuk
kawasan Asia pertama kali dilakukan di Taiwan pada tahun 1989, kemudian di
Malaysia pada tahun 1994, Cina pada tahun 1995, Singapura pada tahun 1997,
Indonesia pada tahun 1998, dan Jepang pada tahun 2000. Gebrakan yang dilakukan
oleh Carrefour antara lain, penggabungan seluruh usaha Carrefour di seluruh
dunia dengan perusahaan Promodes4. Setelah itu Carrefour mengeluarkan Kartu
belanja ‘la carte Pas’ pada tahun 1981, peluncuran program asuransi Carrefour
pada tahun 1984, dan peluncuran produk-produk dagang Carrefour pada tahun 1985.
Website Carrefour itu sendiri baru di luncurkan pada tahun 2000.
Untuk pembukaan
nya di Indonesia Carrefour pertama kali di buka di Jakarta pada bulan Oktober
pada tahun 1998, yaitu di kawasan cempaka putih, Puri Indah, Jakarta Barat.
saat ini Carefour sudah memiliki 17 hypermarket di Jakarta, yang antara lain
berada di kawasan Cempaka Putih dan Puri Indah, Mega Mal Pluit, ITC Cempaka Mas
Mega Grosir, Ratu Plaza, Duta Merlin, Lebak Bulus, MT Haryono, Pasar Pestival,
ITC Kuningan, dan satu cabang di kota Bandung. Dari 17 hypermarket itu
Carrefour memperkerjakan sekitar 7500 karyawan. Dalam menjalakan bisnis
hypermarketnya Carrefour mempunyai 3 pilar utam yaitu , harga yang bersaing,
pilihan yang lengkap, dan pelayanan yang memuaskan.
Carrefour sukses
menarik konsumen Indonesia dengan tagline nya yaitu “Ada yang Lebih Murah, Kami
Ganti Selisihnya”. Dari strategi itu Carrefour sukses dengan omset Rp. 1 millar
per hari per outlet. Riset ACNielsen menunjukkan di Jakarta pada dua tahun lalu
Carrefour memiliki Store Equity Index (SEI) tertinggi 2,4. Angka SEI
menunjukkan tingkat preferensi konsumen terhadap toko yang bersangkutan. Index
SEI berkisar 1-10. Angka 1 menunjukkan tingkat preferensi rendah. Survey
ACNielsen tahun 2005 menunjukkan bahwa secara umun Carrefour dipersepsikan
sebagai toko yang menyediakan aneka kebutuhan dengan harga paling murah diikuti
oleh Alfamart dan Indomaret dan tahun 2006, Carrefour masih menjadi leader
dalam format hypermarket. Carrefour
menawarkan konsep “One-Stop Shopping” yang menawarkan tempat pilihan dengan
produk yang beragam, harga murah, dan juga memberikan pelayanan terbaik
sehingga melebihi harapan pelanggan.
Penerapan
E-Business di Carrefour indonesia mulai serius dilakukan pada bulan Juli tahun
2007. Penerapan E-Business ini dilakukan untuk mengoptimalkan proses bisnis
yang ada di Carrefour terutama dalam hal manajemen rantai pasokan dan manajemen
relasi pelanggan. Rantai pasokan ini harus diatur untuk memudahkan kerja antara
gerai dan pemasok. Sedangkan manajemen relasi pelanggan bertujuan untuk
mengelola pelanggan Carrefour sehingga tetap setia berbelanja di Carrefour.
PERTANYAAN DAN
JAWABAN
PERTANYAAN:
1) Rizka
Yuaningtyas Setyawan – Kelompok (1) : Sebutkan apa saja perspektif manajerial
dan jelaskan!
2) Pak
Ronggo Permono – Dosen :
·
Apa saja kelebihan penggunaan TI dalam SCM ?
·
Apa saja kekurangan pengguanaan TI dalam SCM
?
·
Apa yang dimaksud IT The Information Enabler
?
JAWABAN:
1)
- Minimize rize, mengurangi risiko berasal dari adanya ketidakpastian berbagai
hal dan aspek-aspek eksternal
lain yang berada di luar kontrol perusahaan.
-
Reduce costs, acara untuk mengurangi
biaya yang kerap dikeluarkan untuk kegiatan sehari-hari
-
Add value, menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tidak sekedar memuaskan pelanggan tetapi
lebih untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Sehingga pelanggan bersedia selalu
menjadi konsumennya untuk jangka
-
Create new
realities, persaiangan cepat dalam
teknologi internet yang telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan.
2) –
Kelebihan penggunaan TI dalam SCM:
1) Lebih
mudah berinteraksi melalui media online
2) Transaksi
menjadi lebih cepat
3) Penyimpanan
data dalam waktu singkat dan real
4) Kegiatan
apapun bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja
5) Penjualan
barang dan jasa lebih mudah melalui media berbasis web dan internet
(e-commerce).
- Kekurangan
penggunaan TI dalam SCM:
1) Membutuhkan
user yang memiliki ilmu tentang TI yang dipakai
2) Teknologi
yang mengatur manusia (contoh dalam penggunaan sistem yang otomatis, user tidak
dapat mengatur sistem yang berjalan begitu saja)
3) Menurunkan
kinerja dari manusia karna sudah tergantikan oleh mesin berbasis TI
- Yang
dimaksud dengan IT The Information Enabler yaitu semua aktivitas SCM dilakukan
dengan komputerisasi dan memerlukan internet biasanya ada seorang admin di
dalam suatu e-commerce yang berjalan yang berfungsi sebagai pengatur segala
aktivitas dalam e-commerce. Contohnya dalam bidang penjualan jasa seperti
adanya aplikasi Gojek, ada admin yang mengatur aktivitas antara ojek dan
penumpangnya sehingga dapat terhubung dan macam-macam aktivitas lain yang
bergerak dalam aplikasi gojek. Contohnya dalam bidang penjualan barang seperti
adanya aplikasi Tokopedia, ada admin dibelakang aplikasinya yang tugasnya
mengatur aktivitas antara para penjual dan pembeli sehingga dapat terhubung
dalam melaksanakan jual beli online secara efektif dan efisien.
KESIMPULAN
·
Peranan teknologi dalam SCM adalah mengurangi selisih biaya transaksi antar supply chain patner dan biaya dalam
mendapatkan aliran informasi. Dengan kata lain, teknologi informasi lebih
mempunyai peran dalam mendukung kolaborasi dan koordinasi supply chain melalui
pemanfaatan bersama informasi.
·
Secara umum teknologi informasi di dalam
manajemen supply chain dapat dilihat dari dua perspektif besar Perspektif
Teknis dan Perspektif Manajerial
·
Peranan
Teknologi Informasi pada masing-masing proses bisnis dalam SCM yaitu: Peranan dalam Manajemen Hubungan Pelanggan, Peranan
dalam Manajemen Pelayanan Pelanggan, Peranan dalam Manajemen Permintaan, Peranan
dalam Pemenuhan Pesanan, Peranan dalam Manajemen Aliran Manufaktur, Peranan
dalam Manajemen Hubungan Pemasok, Peranan dalam Pengembangan dan Komersialisasi
Produk, Peranan dalam Manajemen Pengembalian (Return Management)
·
Informasi
sangat penting untuk kinerja Supply
Chain atau rantai pasok karena
informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer
dalam membuat keputusan. Tanpa informasi, seorang manajer tidak bisa mengetahui
permintaan dari pelanggan, berapa material yang tersedia dan berapa jumlah dan
jenis produk yang harus dibuat.
·
Ada banyak
keterlibatan IT dalam SCM, diantara lain dalam bentuk: ERP, IOIS, EDI, VE,
E-Commerce.
·
Teknologi
informasi (TI) terdiri dari alat hardware & software, digunakan baik untuk
mendapatkan kesadaran informasi dan menganalisis informasi untuk membuat
keputusan yang terbaik untuk rantai pasokan.