Rabu, 02 Desember 2015

Supply chain management








nama  :  1. Rudi haryanto (16112718)                            
                2. dwi fitrianto (12112282)
                3. widy anggara (17112691)
Kelas : 4ka10
Dosen : ronggo permono



DAFTAR ISI

                                                                                                                      Halaman
DAFTAR ISI................................................................................................................. i
BAB 1...... SUPPLY CHAIN MANAGEMENT ............................................................. .1
     1.1. Pengertian…………………………………….…….............……..........................1
                 1.2.  Fungsi Dasar..................................................................................... 2
                 1.3.  Karakter Sistem ............................................................................... 2
                 1.4  Arsitektur Pengembangan…………………………………………………………….2
                 1.5  Tantangan ...……………………………………………………………………..………….3
                 1.6  Peran Internet………………………………………………………………………………4
                 1.7  Implementasi……………………………………………………………………….……….4
                       
BAB 2       PENUTUP                                                                                                  6
                 2.1  Kesimpulan....................................................................................... 6
                 2.1 Daftar Pertanyaan………………………………………………………………….……..7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................8





1.Supply Chain Management

1.      Pengertian Supply Chain Management (SCM)
Mungkin saat ini kita sering mendengar Supply Chain Management,  namun tidak sedikit juga yang masih awam mengenai masalah ini. Dari namanya kedengaran lumayan keren, kalau diterjemahkan menjadi Manajemen Rantai Pasokan atau Wikipedia menterjemahkannya menjadi Manajemen Rantai Suplai. Sebenarnya sama saja artinya, terserah kita mau memakai yang mana. Kalo saya terus terang lebih suka memakai singkatan dari versi inggrisnya, SCM. Singkat, padat, jelas :) .
Dari namanya saya rasa kita bisa membuat kesimpulan secara kasar apa itu SCM. Ada kata “rantai” dan kata “pasokan / suplai”. Kita tahu rantai itu bentuknya seperti lingkaran yang tidak putus, dan pasokan atau suplai adalah persediaan atau stok barang-barang yang dibutuhkan dan dapat diperoleh. Jadi rantai pasokan atau rantai suplai adalah suatu lingkaran yang saling berhubungan dalam rangka untuk mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan dari pemasok / penyuplai. Tentu saja banyak faktor yang terdapat dalam lingkaran rantai pasokan / suplai itu.
Gambar dibawah ini memberikan ide kepada kita tentang rantai pasokan / suplai.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidEusfr2qkdn-17ncUzwjVFfUs2IwKX5kGSIa3NWpNBXpdI_8dFwfgh3Yu7CXRsOqoBZjbOb5WctyXV3udkifrVgg1VC-2RG31g-EjDSloBwP2LHI91JhniGdHtg7uXuk1KutkPY5pfS0/s320/screenshot.43.jpg

Agar rantai tersebut berjalan dengan baik  tentu saja diperlukan suatu pengaturan atau manajemen yang baik juga.  Jadi dari sini kemudian muncullah apa yang disebut Manajemen Rantai Pasokan / Suplai (SCM).
Secara garis besar SCM adalah suatu proses untuk mengintegrasi, mengkoordinasi dan mengontrol pergerakan bahan baku menjadi produk jadi dan mengirimkannya kepada konsumen. Pergerakan informasi juga termasuk dalam proses ini.  Segala upaya biasanya dilakukan agar proses tersebut dapat dilakukan secara efektif dan efisien untuk memaksimalkan nilai yang bisa didapatkan oleh konsumen serta untuk mencapai suatu keuntungan yang berkelanjutan.


2.      Fungsi Dasar Supply Chain Management (SCM)

·         Ä  SCM secara fisik mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan menghantarkannya ke pemakai akhir.
·         Ä  SCM sebagai mediasi pasar, yakni memastikan bahwa apa yang disuplai oleh rantai supply mencerminkan aspirasi pelanggan atau pemakai akhir tersebut.

3.      Karakter Sistem Supply Chain Management (SCM)

·         Rantai Suplai Hulu/Upstream supply chain
Bagian upstream (hulu)/ supply chain meliputi aktivitas dari suatu perusahaan manufaktur dengan para penyalurannya (yang mana dapat manufaktur, assembler, atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada pada penyalur mereka (para penyalur second-trier). Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material (contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman. Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang utama adalah pengadaan.
·         Manajemen Internal Suplai Rantai/Internal supply chain management
Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses pemasukan barang ke gudang yang digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi itu. Hal ini meluas dari waktu masukan masuk ke dalam organisasi. Di dalam rantai suplai internal, perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi, dan pengendalian persediaan.
·         Segmen Rantai Suplai Hilir/Downstream supply chain segment
Downstream (arah muara) supply chain meliputi semua aktivitas yang melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain, perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan, transportasi, dan after-sales-service.

4.      Arsitektur Pengembangan Supply Chain Management (SCM)
Arsitektur sistem merupakan cara komponen-komponen tersebut (database, peralatan interface,dan media komunikasi) dikonfigurasikan.
Prototipe Arsitektur Supply Chain terdiri dari 6 komponen yaitu:
·         Komponen ERP
·         Komponen SCM
·         Komponen model simulasi
·         Middleware
·         Komponen sistem kolaboratif
·         Komponen visualisasi dan model keputusan


5.      Tantangan Supply Chain Management (SCM)

Meskipun SCM memiliki banyak manfaat dalam menjalankan sistem produksi dan operasi di perusahaan, tetapi ada beberapa tantangan yang harus dihadapi dan disikapi oleh perusahaan apabila akan menerapkannya. Tantangan yang pertama berasal dari lingkungan makro dan juga lingkungan eksternal. Misalnya saja trend perekonomian global yang menunjukkan adanya kecenderungan inflasi, khususnya di Indonesia. Hal ini disebabkan karena persaingan di tingkat global memang sangat meningkat. Selain itu juga kecenderungan konsumen perilaku konsumen yang menunjukkan sikap terlalu rumit dan banyak menuntut. Faktor eksternal lain adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang terkait dengan teknologi informasi sedapat mungkin diadaptasi oleh perusahaan-perusahaan yang menerapkan SCM sehingga dapat mengelola informasi yang bergerak sangat cepat untuk menanggapi perpindahan produk. Sehingga sangat perlu bagi perusahaan yang menerapkan SCM untuk memiliki peralatan fungsional seperti (Watanabe, 2001) :
·         Demand management / forecasting
·         Advanced planning and scheduling
·         Transportation management
·         Distribution and deployment
·         Production planning
·         Available to promise
·         Supply Chain Modeler
·         Optimizer (Linier programming, non linier programming, heuristic, dan genetic algorithm)
Selain tantangan-tantangan tersebut, tantangan yang juga sering dihadapi khususnya negara berkembang adalah masalah infrastruktur termasuk birokrasi yang rumit. Masalah ini akan memberikan dampak yang signifikan terhadap tantangan SCM yang lain, yaitu teknologi informasi.
Di sisi lain, ada juga tantangan yang dapat digolongkan dalam lingkungan mikro atau di lingkungan perusahaan itu termasuk stakeholdernya. Misalnya saja pengukuran kinerja tidak didefinisikan dengan baik. Setiap channel menggunakan ukuran sendirisendiri, dan tidak ada perhatian untuk membuat keterkaitan dalam model matriks yang mengukur kinerja rantai secara keseluruhan.
Terkait dengan manajemen persediaan, kadang-kadang kebijakan persediaan terlalu sederhana, faktor-faktor ketidakpastian diperhitungkan dalam pembuatan kebijakan-kebijakan tersebut, kadang-kadang terlalu statis. Selain itu terkadang pemahaman terhadap konsep SCM tidak lengkap, fokusnya sering berorientasi pada operasi internal saja, tidak dapat membedakan antara pelayanan terhadap intermediate consumers dengan end consumers. Untuk mengatasi tantangan tersebut, terlebih dahulu perusahaan harus melakukan perbaikan dan membangun komitmen di lingkungan internal perusahaan tersebut, baru kemudian membangun kemitraan dan komitmen dengan mata rantai lain di lingkungan eksternal. Satu hal yang juga penting dalam mengatasi tantangan untuk penerapan SCM adalah mengelola informasi dalam sebuah sistem yang harus mendukung proses pengambilan keputusan di wilayah penerapan SCM.

6.      Peran Internet Pada Supply Chain Management (SCM)

·         Internet memungkinkan kolaborasi, koordinasi, dan Integerasi dalam praktek di lapangan
·         Dengan adanya Internet, pihak-pihak pada supply chain bisa membagi informasi serta melakukan transaksi dengan lebih cepat, , murah, dan akurat
·         Informasi penjualan di supermarket atau ritel akan mudah bisa dibagi dengan pihak-pihak yang berada disebelah hulu supply chain dengan menggunakan internet
·         Aplikasi Internet dalam konteks supply chain management
Ø  Electronic Procurement (e-procurement)
Ø  Electronic fulfillment (e-fulfilment)

7.      Implementasi Supply Chain Management (SCM)
Konsep manajemen rantai untuk mengelola pergerakan distribusi dari pemasok pada konsumen akhir.
Menurut Langly dan Holcomb (1992) terdapat beberapa cara untuk memberikan pelayanan konsumen mencakup kemampuan untuk mengelola informasi secara distribusi efektif, hubungan jangka panjang, dan keunggulan kompetitif berkelanjutan.
Perusahaan dapat mengembangkan kapabilitas Konsep manajemen rantai pasokan muncul melalui tiga tahapan evolusi dalam bidang logistik (Coyle et al., 1996). Manajemen rantai pasokan didefinisikan sebagai filosofi yang terintegrasi strategik (mencakup kemampuan responsif pasar, biaya total yang rendah, kecepatan, dan pengiriman yang handal) melalui aliansi strategik, hubungan antara dua entitas dalam bidang logistik untuk mencapai tujuan dan keuntungan spesifik (La Londe and Cooper, 1989).
Contoh Kasus :
Supply Chain untuk pembuatan sereal jagung (jenis makanan untuk sarapan) adalah sebagai berikut:
•    Petani jagung. Proses dimulai dari pemilihan bibit jagung, penebaran, penanaman, pemeliharaan, dan pemanenan jagung, dan diakhiri dengan penjualan hasil panen ke pabrik pembuatan sereal.
•    Pabrik dalam pembuatan sereal jagung. Proses dimulai dari pembersihan biji jagung yang diterima dari petani, pemanggangan menjadi sereal, pengepakan (packaging), penyimpanan di gudang untuk distribusi ke supermarket/ toko (retail), pengiriman (transportasi) ke supermarket/ toko.
•    Proses penjualan dimulai dari penyimpanan di rak-rak di supermarket, penjualan ke pembeli (customer) dan akhirnya di konsumsi oleh pembeli. Produk yang tidak terjual akhirnya akan dimusnahkan pada saat produk telah mencapai masa kadaluarsa.
Dengan kata lain, Supply Chain, adalah kegiatan yang dimulai dari sumber pembuat bahan baku (supplier) sampai ke pengguna terakhir (end customer).
Keterangan proses SCM pembuatan sereal jagung.
Ø  supplier = petani jagung
Ø  manufacture = pabrik pembuat sereal jagung
Ø  distributor = proses penyebaran produk
Ø  wholesaler = agen makanan / swayalan
Ø  end customer = konsumen















2.Kesimpulan
·         Dengan adanya konsep Supply Chain Manajement ( SCM ).Para pelaku-pelaku bisnis lebih mudah untuk menciptakan produk-produk handal, berkualitas dan cepat.
·         Proses Pengolahan produk dari awal perencanaan, pemrodukan sampai pendstribusian menjadi semakin terstruktur dan terkoordinir dengan baik.
·         Lebih efisien dan efektif dalam mengelola produk di sebuah instansi perusahaan.
·         Penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan memberikan manfaat yaitu kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.
·         Syarat utama dari penerapan SCM tentunya memberikan dukungan mulai dari proses perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, pelaksanaan, sampai pengendalian.
·         Tantangan yang harus dihadapi dan disikapi oleh perusahaan apabila akan menerapkannya SCM yang pertama berasal dari lingkungan makro dan juga lingkungan eksternal.

















Daftar pertanyaan
1)      Cara mengantisipasi supply chain management yang tidak sesuai ?
2)      Seperti apa contoh supply management internal ?
3)      Sistem informasi apa yang digunakan pada SCM ?
Jawaban
1.      Biasanya di setiap alur SCM sudah ada rencana cadangan apabila ada kejadian yang tidak diinginkan . contohnya: apabila bahan baku dari supplier kurang atau tidak mencukupi, maka manufactur atau pabrik mengambil bahan baku ke supplier lain. Karena pabrik pasti punya beberapa supplier bahan baku

2.      Manajemen internal dari suplai chain ini akan melibatkan beberapa hal diantaranya adalah proses masuknya barang ke gudang untuk penyimpanan dan digunakan  sebagai transformasi  masukan  yang berasal dari penyalur  kedalam output   organisasi tersebut. Internal supply chain ini akan menjadi luas dari waktu ke waktu  yang ada dalam organisasi tersebut. Dalam rantai supply ini maka perhatian yang paling utama  adalah dalam hal manajemen  pabrikasi, manajemen produksi maupun pada pengendalian    inventory.

3.      Supply chain biasanya melibatkan sistem informasi yang dinamakan ERP (Enterprise Resource Planning) yang meliputi berbagai kegiatan perencanaan mulai dari perencanaan material, penjadwalan produksi, perencanaan inventory, sampai dengan perencanaan penjualan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar