Rabu, 02 Desember 2015

peranan teknologi dalam scm

TUGAS KELOMPOK KONSEP SISTEM INFORMASI LANJUT
Supply Chain Management (SCM) – Teknologi Informasi dalam Suatu Supply Chain

 









Kelas 4KA10
Kelompok 3 KSIL
ü Johannes Angga Prima          (13112956)
ü Marisha Ayuardini                 (14112446)
ü Yudha Eka Prameswara                  (17112888)




UNIVERSITAS GUNADARMA
2015



KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan cinta kasih sayang-Nya kepada semua makhluknya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok dengan judul “Supply Chain Management (SCM) – Teknologi Informasi dalam Suatu Supply Chain”. tugas ini digunakan untuk melengkapi sebagian syarat dalam penilaian tugas kelompok mata kuliah Konsep Sistem Informasi Lanjut pada Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi jurusan Sistem Informasi Universitas Gunadarma.
Pada kesempatan yang baik ini, ijinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas ini, terutama kepada:
1.      Bapak Ronggo Permono selaku Dosen Mata Kuliah Konsep Sistem Informasi Lanjut.
2.      Sahabat seperjuangan kami warga 4KA10 angkatan 2012 yang telah menjadi audience dengan baik.
Semoga ALLAH SWT melimpahkan berkah dan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam penyelesaian tugas ini. Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna, dengan segala kerendahan hati penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang bersifat membangun kepada penulis guna tercapainya makalah yang berisikan informasi yang lebih baik di masa depan nanti.
Akhir kata penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi penulis khusunya dan pembaca pada umumnya.

Depok, 29 Oktober 2015


        (Kelompok 3)




DAFTAR ISI
                                                                                                                                              Hal
Halaman Judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .   3
1.      PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SCM . . . . . . . . . . . . . . . . . .   4
1.1 Peranan Teknologi Informasi dalam Manajemen Supply Chain. . . . . . . . . . .      4
1.2 Peranan Teknologi Informasi pada masing-masing proses bisnis dalam SCM. .  5
2.      PENTINGNYA INFORMASI DALAM SUPPLY CHAIN . . . . . . . . . . . . . . . .    8
3.      PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SCM . . . . . . . . . . . . . .  8
4.      TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SCM . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .     9
Studi Kasus  . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .  10
Pernyataan dan Jawaban. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 14
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15







1.      PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SCM
Chopra & Meindl (2001) menyatakan bahwa dalam SCM terdapat empat penggerak (driver), yaitu persediaan, transportasi, fasilitas, dan informasi. Dari keempat penggerak tersebut, informasi merupakan penggerak utama. Informasi sangat mempengaruhi ketiga penggerak lainnya.
Peran teknologi informasi dalam SCM adalah mengurangi selisih biaya transaksi antar  supply chain patner dan biaya dalam mendapatkan aliran informasi. Dengan kata lain, teknologi informasi lebih mempunyai peran dalam mendukung kolaborasi dan koordinasi supply chain melalui pemanfaatan bersama informasi. Teknologi informasi juga dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Dalam hal inilah, dibutuhkan kekuatan analitis dari komputer untuk menyediakan bantuan untuk mengambil keputusan. Teknologi Informasi mempunyai peranan penting dalam mendukung kinerja perusahaan yaitu akan menciptakan strategi yang bermanfaat dengan memungkinkan perencanaan strategi secara terpusat dengan operasi terpusat.

1.1 Peranan Teknologi Informasi dalam Manajemen Supply Chain
Secara umum teknologi informasi di dalam manajemen supply chain dapat dilihat dari dua perspektif besar :
·Perspektif Teknis
·Perspektif Manajerial

A. Perspektif Teknis
Dilihat dari sisi teknis, ada dua teknologi informasi yang harus dipenuhi yaitu:

1) Fungsi penciptaan
·TI harus mampu menjadi medium atau sarana untuk mengubah fakta-fakta atau kejadian-kejadian sehari-hari yang dijumpai dalam bisnis perusahaan ke dalam format kuantitatif.
·Teknologi harus mampu mengubah data mentah yang telah dikumpulkan menjadi informasi yang relevan bagi setiap penggunanya.
·Hasil dari pengambilan keputusan akan memberikan berbagai dampak langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja bisnis informasi.

2) Fungsi penyebaran
·Gathering: TI harus memiliki fasilitas yang mampu mengumpulkan entitas-entitas.
·Organising: TI harus memiliki mekanisme baku dalam mengorganisasikan penyimpanan entitas-entitas tsb di dalam media penyimpanan.
·Selecting: TI harus menyediakan fasilitas untuk memudahkan pencarian dan pemilihan
·Synthesizing: TI membutuhkan lebih dari satu entitas untuk memudahkannya melihat situasi bisnis perusahaan.
·Distributing: TI harus memiliki infrastruktur yang dapat menyalurkan berbagai entitas dari tempat penyimpanannya ke pihak-pihak yang membutuhkannya.
B. Perspektif Manajerial
Ada empat peranan yang diharapkan oleh perusahaan dari implementasi efektif sebuah teknologi informasi, yaitu :
1)      Minimize rize, mengurangi risiko berasal dari adanya ketidakpastian berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada di luar kontrol perusahaan
2)      Reduce costs, ada empat cara untuk mengurangi biaya yang kerap dikeluarkan untuk kegiatan sehari-hari:
·         eliminasi proses
·         simplifikasi proses
·         integrasi proses
·         otomatisasi proses
3)      Add value, menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tidak sekedar  memuaskan pelanggan tetapi lebih untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Sehingga pelanggan bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka
4)      Create new realities, persaiangan cepat dalam teknologi internet yang telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan.

1.2 Peranan Teknologi Informasi pada masing-masing proses bisnis dalam SCM tersebut adalah sebagai berikut:
1)      Peranan dalam Manajemen Hubungan Pelanggan
Dalam SCM, proses manajemen hubungan pelanggan (customer relationship management/ CRM) bertujuan untuk menyediakan struktur dalam mengembangkan dan memelihara hubungan dengan pelanggan. Sebagai contoh, aplikasi Sales Force Automation (SFA) dapat digunakan untuk mengotomatiskan hubungan antara para penjual dan pembeli melalui penyediaan informasi produk dan harga (Copra & Meindl, 2001). Sistem tersebut juga memungkinkan informasi pelanggan dan produk secara rinci dan real time.
2)      Peranan dalam Manajemen Pelayanan Pelanggan
Untuk dapat menjalankan manajemen pelayanan pelanggan (customer service management/CSM) secara baik, teknologi informasi yang digunakan harus handal. Teknologi informasi ini harus dapat menghimpun secara real time mengenai berbagai informasi yang diperlukan pelanggan, seperti ketersediaan produk, waktu pengiriman, dan status pesanan. Manajemen pelayanan pelanggan merupakan titik kunci hubungan untuk mengadministrasikan kesepakatan produk atau jasa. Pelayanan pelanggan menyediakan sumber tunggal untuk berbagai informasi yang dibutuhkan pelanggan. Dengan teknologi informasi, perusahaan dapat memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan tingkat kepastian yang tinggi.
3)      Peranan dalam Manajemen Permintaan
Manajemen permintaan (demand management) mencakup proses-proses yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan pelanggan dengan kemampuan pasokan perusahaan. Sistem manajemen permintaan yang baik menggunakan data point-of-sale dari pelanggan utama untuk mengurangi ketidakpastian (uncertainty) dan menyediakan aliran yang efisien sepanjang rantai pasok. Dalam manajemen permintaan tersebut, penentuan kebijakan persediaan yang optimal memerlukan informasi yang mencakuppola permintaan biaya penanganan persediaan, biaya akibat kekurangan persediaan, dan biaya pemesanan. Dalam manajemen permintaan pada level perusahaan, teknologi informasi digunakan untuk melakukan sinkronisasi perencanaan permintaan (Croxton et al., 2002). Sinkronisasi dilakukan antara hasil peramalan, kemampuan manufaktur, kemampuan pasokan, dan kemampuan distribusi. Dalam SCM, manajemen permintaan menjadi permasalahan penting karena mencakup pengelolaan permintaan pada suatu rangkaian perusahaan dalam rantai pasok itu. Teknologi informasi dibutuhkan untuk menjamin keakuratan data dan mengurangidelay time aliran informasi. Kedua hal tersebut merupakan faktor-faktor penting untuk mengurangi fenomena bullwhip effect dalam rantai pasok.
4)      Peranan dalam Pemenuhan Pesanan
Pemenuhan pesanan yang efektif membutuhkan integrasi dari proses manufaktur, logistik dan rencana pemasaran. Kunci SCM yang efektif  adalah memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan waktu. Sebagai bagian dalam sistem ERP (Enterprise Resources Planning), modul Order Fulfillment digunakan untuk memantau siklus pemenuhan pesanan dan merupakan catatan kemajuan perusahaan dalam memuaskan permintaan. ERP merupakan suatu sistem teknologi informasi operasional yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari semua fungsi dalam perusahaan. Sistem ERP ini memantau material, pesanan, jadwal, persediaan barang jadi, dan informasi lainnya yang ada di perusahaan (Chopra & Meindl, 2001). Penerapan ERP tersebut membutuhkan ketersediaan teknologi informasi. Penggunaan teknologi informasi ini akan dapat meningkatkan kepastian dalam pemenuhan pesanan.
5)      Peranan dalam Manajemen Aliran Manufaktur
Proses-proses manufaktur harus bersifat fleksibel dalam menanggapi perubahan pasar. Perubahan dalam proses aliran manufaktur diperlukan untuk memperpendek waktu siklus. Hal ini berarti akan meningkatkan responsivitas terhadap pelanggan. Dalam ERP terdapat modul manufacturing yang mencatat aliran produk sepanjang proses manufaktur dan mengkoordinasikan apa yang, dilakukan untuk suatu bagian pada suatu waktu. Aliran produk tersebut harus dipantau melalui penggunaan teknologi informasi. Pemantauan ini dilakukan untuk memberikan kepastian dalam kelancaran aliran manufaktur.
6)      Peranan dalam Manajemen Hubungan Pemasok
Manajemen hubungan pemasok merupakan proses yang menentukan bagaimana suatu perusahaan berinteraksi dengan para pemasoknya. Fungsi pembelian dikembangkan melalui mekanisme komunikasi yang cepat seperti electronic data interchange(EDI) dan jaringan internet. Interaksi dengan pemasok dapat mempengaruhi kelancaran proses produksi yang dilakukan perusahaan manufaktur. Bagi pengecer, interaksi dengan pemasok sangat diperlukan untuk menjamin ketersediaan produk yang akan dijual. Untuk menjamin interaksi ini, diperlukan informasi yang memadai mengenai pemasok. Informasi ini mencakup mengenai product linelead time produk, serta sales terms and conditions. Selanjutnya, pemantauan kinerja pemasok perlu dilakukan, seperti yang dikembangkan pada modul Supplier Management dalam ERP. Dalam hal ini, teknologi informasi diperlukan untuk dapat menjamin kelancaran hubungan dengan pemasok.
7)      Peranan dalam Pengembangan dan Komersialisasi Produk
SCM mencakup integrasi pelanggan dan pemasok ke dalam proses pengembangan produk untuk memperpendek time to market. Dengan memandang SCM sebagai integrasi proses bisnis dari pemasok awal hingga pengguna akhir, setiap mata rantai harus terintegrasikan pula dalam proses pengembangan dan komersialisasi produk. Dalam situasi persaingan bisnis yang ketat dan tingkat perubahan teknologi yang cepat, penggunaan teknologi informasi tidak dapat ditawar lagi. Teknologi informasi ini digunakan oleh rantai pasok untuk mengumpulkan informasi dari mata rantai terkait dan mengalirkannya ke mata rantai terkait lainnya. Dengan demikian time to market produk yang dikembangkan dapat diperpendek.
8)      Peranan dalam Manajemen Pengembalian (Return Management)
Proses manajemen pengembalian mencakup pengaturan aliran reverse product secara efisien dan mengidentifikasi peluang-peluang untuk mengurangi pengembalian yang tidak dikehendaki. Dalam proses ini juga tercakup pengontrolan reusable assets, seperti kontainer. Manajemen pengembalian merupakan proses di dalam SCM dengan kegiatan-kegiatan seperti pengembalian (return),reverse logisticgatekeeping, dan avoidance (Rogers et. al, 2002). Lambert (1998) menyatakan bahwa dalam implementasi SCM, harus dilakukan mekanisme koordinasi yang baik di antara fungsi-fungsi yang bervariasi tersebut agar proses-proses di dalam SCM bisa dijalankan secara efektif dan efisien. Informasi sangat penting dalam proses pengambilan keputusan pada rantai pasok. Dengan ruang lingkup rantai pasok yang luas dan mencakup suatu rangkaian perusahaan, kebutuhan informasi menjadi semakin penting. Salah satu kendala yang dihadapi dalam penerapan menerapkan teknologi informasi untuk SCM adalah penyiapan infrastruktur. Simchi-Levi (2002) menyebutkan bahwa infrastruktur teknologi informasi mencakup empat komponen, yaitu:interface devices, komunikasi, database, dan arsitektur sistem. Infrastruktur ini harus disiapkan, baik untuk internal perusahaan maupun eksternal antar perusahaan dalam rantai pasok. Dalam pembuatan keputusan rantai pasok, informasi akan berguna jika mempunyai karakteristik: akurat, dapat diakses pada waktu yang diperlukan, dan dalam bentuk yang tepat. Informasi yang akurat sangat penting untuk sebagai dasar analisis untuk pengambilan keputusan. Masalah bentuk informasi tersebut terkait dengan standardisasi informasi. Informasi dapat dalam berbagai bentuk atau format yang berbeda sesuai dengan teknologi informasi yang digunakan perusahaan. Perbedaan bentuk atau format ini dapat menjadi kendala untuk mengintegrasikan informasi. Jika informasi ini tidak dapat terintegrasi maka penerapan SCM sangat sulit dilakukan.


2.      PENTINGNYA INFORMASI DALAM SUPPLY CHAIN
Informasi sangat penting untuk kinerja Supply Chain atau rantai pasok karena informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan. Tanpa informasi, seorang manajer tidak bisa mengetahui permintaan dari pelanggan, berapa material yang tersedia dan berapa jumlah dan jenis produk yang harus dibuat. Maka dari itu, informasi yang mengalir antar bagian di dalam sebuah perusahaan juga antar perusahaan dalam sebuah rantai pasok akan memberikan manajer rantai pasok visibilitas atau pandangan tentang keseluruhan rantai pasok sehingga mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik.
Teknologi informasi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan penawaran. Dengan membagi informasi di seluruh SCM ke konsumen akhir, kita bisa membuat sebuah rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan nilai konsumen yang lebih. Tujuannya ialah mengintegrasikan data permintaan dan suplai jadi gambaran yang akurasinya sudah meningkat dapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dan konsumen akhir. Integrasi ini sendiri memungkinkan peningkatan keunggulan kompetitif. Jadi dengan adanya integrasi ini dalam SCM akan meningkatkan ketergantungan dan inventori minimum.

3.      PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SCM
Ada banyak keterlibatan IT dalam SCM, diantara lain dalam bentuk:
A.    Enterprice Resource Planning (ERP): suatu metode mengatur seluruh proses bisnis yang ada dalam suatu perusahaan dengan suatu arsitektur perangkat lunak yang berjalan dalam waktu nyata, baik itu menyangkut otomasi back-end office system, front-end office system, maupun dalam hal peningkatan efisiensi, kualitas dan produktifitas serta keuntungan (Turban et. al, John Wiley & Sons, Inc. 2004).
B.     Inter Organizations Information System (IOIS): suatu sistem yang bekerja untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisa dan menyebarluaskan informasi yang berada dalam dua atau lebih organisasi guna meningkatkan efisiensi proses transaksi bisnis seperti pemesanan, penagihan, pembayaran maupun lainnya (ibid).
C.     Electronic Data Interchange (EDI): segala hal yang berkaitan dengan standar perpindahan data yang berhubungan dengan transaksi bisnis antara komputer (Walton and Marucheck, 1997).
D.    Virtual Enterprice (VE): suatu jaringan dari beberapa perusahaan yang independen, sangat mungkin dahulunya sesama kompetitor, bersama-sama dan bekerjasama dalam mempercepat peningkatan keuntungan dan meraih kesempatan dengan menggunakan information and communication technology (ICT) (Gunasekaran, Ngai, EJOR 159, 2004).
E.     E-Commerceseluruh aktifitas yang berhubungan dengan proses pembelian, penjualan, pengiriman maupun pertukaran produk, servis maupun informasi melalui bantuan jaringan komputer, termasuk juga internet (Turban et. al, John Wiley & Sons, Inc. 2004).


4.      TEKNOLOGI INFORMASI
Teknologi informasi (TI) terdiri dari alat hardware & software, digunakan baik untuk mendapatkan kesadaran informasi dan menganalisis informasi untuk membuat keputusan yang terbaik untuk rantai pasokan.
 
TUJUAN IT
         Kumpulkan informasi pada setiap produk dari produksi untuk pengiriman atau pembelian titik dan memberikan visibilitas lengkap untuk semua pihak dalam rantai pasokan
         Akses data dalam sistem awal – akhir.
         Menganalisis , rencana kegiatan dan membuat trade off berdasarkan informasi dari seluruh rantai pasokan

        Isu utama dalam pengembangan IT terkait dengan SCM
 












STUDI KASUS

Penerapan IT pada SCM Carrefour Indonesia

Manajemen Rantai Pasok (MRP) memainkan peran penting dalam industri ritel di indonesia, seperti pada salah satu perusahaan ritel terbesar dunia yaitu Carrefour. Artikel ini bersifat kajian pustaka tentang penerapan manajemen rantai pasok di Indonesia, tepatnya pada Carrefour Indonesia. Dengan ditunjang dengan beberapa teori yang bersumber dari ahli di bidangnya.
Carrefour adalah perusahaan yang bergerak di bidang dagang yaitu hypermarket yang berasal dari Perancis. Carrefour dibentuk oleh keluarga Fournier and Defforey pada tahun 1957. Awalnya carrefour adalah supermarket kecil kemudian pada tahun 1963 terdapat konsep swalayan baru yaitu hypermarket. Hypermarket yang dibuka pertama kali oleh Carrefour yaitu berada di Sainte-Genevieve-des-Bois, suatu kawasan di kota Paris, dengan menempati lahan seluas 2500 m2 yang memuat 400 buah areal parkir dan 12 jalur kasa pembayaran. Untuk pembukaan di luar perancis Carrefour dibuka pertama kali di Spanyol pada Tahun 1973, kemudian mengikuti Brazil pada tahun 1975, Argentina pada tahun 1982, dan Italia pada tahun 1982. Untuk kawasan Asia pertama kali dilakukan di Taiwan pada tahun 1989, kemudian di Malaysia pada tahun 1994, Cina pada tahun 1995, Singapura pada tahun 1997, Indonesia pada tahun 1998, dan Jepang pada tahun 2000. Gebrakan yang dilakukan oleh Carrefour antara lain, penggabungan seluruh usaha Carrefour di seluruh dunia dengan perusahaan Promodes4. Setelah itu Carrefour mengeluarkan Kartu belanja ‘la carte Pas’ pada tahun 1981, peluncuran program asuransi Carrefour pada tahun 1984, dan peluncuran produk-produk dagang Carrefour pada tahun 1985. Website Carrefour itu sendiri baru di luncurkan pada tahun 2000.
Untuk pembukaan nya di Indonesia Carrefour pertama kali di buka di Jakarta pada bulan Oktober pada tahun 1998, yaitu di kawasan cempaka putih, Puri Indah, Jakarta Barat. saat ini Carefour sudah memiliki 17 hypermarket di Jakarta, yang antara lain berada di kawasan Cempaka Putih dan Puri Indah, Mega Mal Pluit, ITC Cempaka Mas Mega Grosir, Ratu Plaza, Duta Merlin, Lebak Bulus, MT Haryono, Pasar Pestival, ITC Kuningan, dan satu cabang di kota Bandung. Dari 17 hypermarket itu Carrefour memperkerjakan sekitar 7500 karyawan. Dalam menjalakan bisnis hypermarketnya Carrefour mempunyai 3 pilar utam yaitu , harga yang bersaing, pilihan yang lengkap, dan pelayanan yang memuaskan.
Carrefour sukses menarik konsumen Indonesia dengan tagline nya yaitu “Ada yang Lebih Murah, Kami Ganti Selisihnya”. Dari strategi itu Carrefour sukses dengan omset Rp. 1 millar per hari per outlet. Riset ACNielsen menunjukkan di Jakarta pada dua tahun lalu Carrefour memiliki Store Equity Index (SEI) tertinggi 2,4. Angka SEI menunjukkan tingkat preferensi konsumen terhadap toko yang bersangkutan. Index SEI berkisar 1-10. Angka 1 menunjukkan tingkat preferensi rendah. Survey ACNielsen tahun 2005 menunjukkan bahwa secara umun Carrefour dipersepsikan sebagai toko yang menyediakan aneka kebutuhan dengan harga paling murah diikuti oleh Alfamart dan Indomaret dan tahun 2006, Carrefour masih menjadi leader dalam format hypermarket. Carrefour menawarkan konsep “One-Stop Shopping” yang menawarkan tempat pilihan dengan produk yang beragam, harga murah, dan juga memberikan pelayanan terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan.
Penerapan E-Business di Carrefour indonesia mulai serius dilakukan pada bulan Juli tahun 2007. Penerapan E-Business ini dilakukan untuk mengoptimalkan proses bisnis yang ada di Carrefour terutama dalam hal manajemen rantai pasokan dan manajemen relasi pelanggan. Rantai pasokan ini harus diatur untuk memudahkan kerja antara gerai dan pemasok. Sedangkan manajemen relasi pelanggan bertujuan untuk mengelola pelanggan Carrefour sehingga tetap setia berbelanja di Carrefour.








PERTANYAAN DAN JAWABAN

PERTANYAAN:
1)      Rizka Yuaningtyas Setyawan – Kelompok (1) : Sebutkan apa saja perspektif manajerial dan jelaskan!
2)      Pak Ronggo Permono – Dosen :
·         Apa saja kelebihan penggunaan TI dalam SCM ?
·         Apa saja kekurangan pengguanaan TI dalam SCM ?
·         Apa yang dimaksud IT The Information Enabler ?

JAWABAN:
1)      - Minimize rize, mengurangi risiko berasal dari adanya ketidakpastian berbagai hal       dan aspek-aspek eksternal lain yang berada di luar kontrol perusahaan.
-   Reduce costs, acara untuk mengurangi biaya yang kerap dikeluarkan untuk kegiatan sehari-hari
-   Add value, menciptakan value bagi pelanggan perusahaan. Tidak sekedar  memuaskan pelanggan tetapi lebih untuk menciptakan loyalitas pelanggan. Sehingga pelanggan bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka
-   Create new realities, persaiangan cepat dalam teknologi internet yang telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi perusahaan.

2)      – Kelebihan penggunaan TI dalam SCM:
1)      Lebih mudah berinteraksi melalui media online
2)      Transaksi menjadi lebih cepat
3)      Penyimpanan data dalam waktu singkat dan real
4)      Kegiatan apapun bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja
5)      Penjualan barang dan jasa lebih mudah melalui media berbasis web dan internet (e-commerce).
-   Kekurangan penggunaan TI dalam SCM:
1)      Membutuhkan user yang memiliki ilmu tentang TI yang dipakai
2)      Teknologi yang mengatur manusia (contoh dalam penggunaan sistem yang otomatis, user tidak dapat mengatur sistem yang berjalan begitu saja)
3)      Menurunkan kinerja dari manusia karna sudah tergantikan oleh mesin berbasis TI
-   Yang dimaksud dengan IT The Information Enabler yaitu semua aktivitas SCM dilakukan dengan komputerisasi dan memerlukan internet biasanya ada seorang admin di dalam suatu e-commerce yang berjalan yang berfungsi sebagai pengatur segala aktivitas dalam e-commerce. Contohnya dalam bidang penjualan jasa seperti adanya aplikasi Gojek, ada admin yang mengatur aktivitas antara ojek dan penumpangnya sehingga dapat terhubung dan macam-macam aktivitas lain yang bergerak dalam aplikasi gojek. Contohnya dalam bidang penjualan barang seperti adanya aplikasi Tokopedia, ada admin dibelakang aplikasinya yang tugasnya mengatur aktivitas antara para penjual dan pembeli sehingga dapat terhubung dalam melaksanakan jual beli online secara efektif dan efisien.



KESIMPULAN

·         Peranan teknologi dalam SCM adalah mengurangi selisih biaya transaksi antar  supply chain patner dan biaya dalam mendapatkan aliran informasi. Dengan kata lain, teknologi informasi lebih mempunyai peran dalam mendukung kolaborasi dan koordinasi supply chain melalui pemanfaatan bersama informasi.
·         Secara umum teknologi informasi di dalam manajemen supply chain dapat dilihat dari dua perspektif besar Perspektif Teknis dan Perspektif Manajerial
·         Peranan Teknologi Informasi pada masing-masing proses bisnis dalam SCM yaitu: Peranan dalam Manajemen Hubungan Pelanggan, Peranan dalam Manajemen Pelayanan Pelanggan, Peranan dalam Manajemen Permintaan, Peranan dalam Pemenuhan Pesanan, Peranan dalam Manajemen Aliran Manufaktur, Peranan dalam Manajemen Hubungan Pemasok, Peranan dalam Pengembangan dan Komersialisasi Produk, Peranan dalam Manajemen Pengembalian (Return Management)
·         Informasi sangat penting untuk kinerja Supply Chain atau rantai pasok karena informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan. Tanpa informasi, seorang manajer tidak bisa mengetahui permintaan dari pelanggan, berapa material yang tersedia dan berapa jumlah dan jenis produk yang harus dibuat.
·         Ada banyak keterlibatan IT dalam SCM, diantara lain dalam bentuk: ERP, IOIS, EDI, VE, E-Commerce.

·         Teknologi informasi (TI) terdiri dari alat hardware & software, digunakan baik untuk mendapatkan kesadaran informasi dan menganalisis informasi untuk membuat keputusan yang terbaik untuk rantai pasokan.

4 komentar:

  1. I am very interested in the information contained in this post. The information contained in this post inspired me to generate research ideas

    BalasHapus
  2. nama saya fajar. saya tinggal di bedono di jawa tengah saya berada dalam masalah keuangan yang sangat kronis dan situasi kesehatan terminal beberapa minggu yang lalu. setelah semua pencarian saya untuk bantuan dari teman dan tetangga terbukti gagal, saya merasa tidak ada orang yang benar-benar peduli. saya menjadi sangat lelah karena kurangnya dana untuk mengembangkan bisnis saya dan 2 anak saya yang berusia 5 dan 8 tahun juga tidak tampan karena kurangnya perawatan yang tepat sebagai akibat dari keuangan. suatu pagi yang setia saya melihat seorang teman lama mendiang suami saya dan saya memberi tahu dia semua yang telah saya alami dan dia berkata satu-satunya cara dia bisa membantu adalah mengarahkan saya ke petugas pinjaman yang baik di AS yang juga membantunya, dia menjelaskan kepada saya tentang bagaimana dia secara finansial turun dan bagaimana dia didorong oleh petugas pinjaman ini (mr pedro yang memberinya pinjaman 7.000.000 usd dengan tarif terjangkau 2. dia selanjutnya meyakinkan saya bahwa mereka adalah satu-satunya perusahaan pinjaman sah yang dia temukan secara online. dia memberi saya email mereka & begitulah cara saya melamar dan juga diberikan pinjaman dan hidup saya berubah untuk selamanya hubungi satu-satunya pemberi pinjaman asli mr pedro melalui email / whatsapp +18632310632 pedroloanss@gmail.com untuk menyelesaikan kekacauan keuangan Anda.

    BalasHapus
  3. "Thank you for nice information
    Please visit our website unimuda and uhamka"

    BalasHapus